Senin, 10 September 2012

Bermi

Daerah desa Bermi menawarkan pemandangan alam yang indah dan unik

seperti danau luas yang dikelilingi hutan yang masih alami, pemandangan air

terjun di tengah hutan, gunung dengan reruntuhan puing istana di puncaknya, dan

taman bunga Edelweis yang terbentuk secara alami selain juga pemandangan

hutan wisatanya. Selain potensi-potensi tersebut, di desa Bermi juga terdapat

usaha pembuatan souvenir yang berupa serangga yang diawetkan dan penjualan

serangga hidup yang diekspor ke Jepang. Namun dalam perkembangannya

menjadi salah satu daerah tujuan wisata, daerah desa Bermi dihadapkan pada

beberapa kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan yang dihadapi

tersebut terletak pada sarana dan prasarana yang perlu dibenahi seperti jalan desa,

penginapan, rumah makan dan jalan setapak ke obyek wisata. Selain perlunya

diadakan pembenahan, di daerah desa Bermi juga perlu diusahakan pengadaan

sarana dan prasarana seperti toilet umum, tempat rekreasi, pagar pembatas, areal

parkir, kios souvenir, kios makanan dan shelter. Diharapkan kekurangan-kekurangan

ini bisa dipenuhi dengan adanya kerjasama dari Disparda, pemda, dan pihak investor.

Melalui penulisan Tugas Akhir ini, penulis berusaha lebih

memperkenalkan dan menggali potensi-potensi wisata yang ada di daerah desa

Bermi ini. Selain itu penulis juga membahas kekurangan-kekurangan yang ada di

daerah desa Bermi sekaligus memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan

kepariwisataan di daerah ini, yang mungkin pula dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat untuk lebih memperhatikan

perkembangan kepariwisataan di daerah ini dan dapat melakukan pembenahan-pembenahan

yang diperlukan.

Arum Jeram di Desa Ranu Gedang, kecamatan Tiris, Jawa Timur

Hobi berolahraga yang memacu adrenalin? Di Jawa Timur ada Desa Ranu Gedang, yang bisa menyalurkan hobi Anda, karena desa ini sangat terkenal dengan wisata arung jeramnya. Jangan terlewatkan!

Desa Ranu Gedang berada di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Desa ini terkenal dengan wisata arung jeramnya, selain pisang dan alpukat yang merupakan hasil kebun warga setempat. Untuk menuju tempat ini, memakan waktu sekitar 5 jam menggunakan kendaraan pribadi dari Bandara Juanda - Surabaya. Desa Ranu Gedang memiliki sungai yang membentang panjang, dan biasa digunakan untuk wisata arung jeram. Sungai ini oleh warga setempat dinamakan Sungai Pekalen.


Menuju Sungai Pekalen dari Desa Ranu Gedang terdiri dari dua tahap, yaitu, pertama, menggunakan mobil pick up selama kurang lebih 20 menit sampai ke lokasi yang bisa dijangkau dengan mobil. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 30 menit sampai ke bibir sungai.
Perjalanan dengan berjalan kaki menuju bibir sungai ini diperlukan kehati-hatian, karena medan yang dilewati adalah jalanan menurun dan berbatu. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah dan kehidupan penduduk setempat yang masih alami, dimana traveller dapat menyaksikan warga setempat menggunakan pancuran sebagai tempat mandi.

Petualangan arung jeram kami kali ini semakin seru karena didukung oleh ketinggian debit air yang aman dan cuaca yang mendung. Sebelum melakukan wisata arung jeram, kami diberi pengarahan terlebih dahulu tentang aturan dan cara penyelamatan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan ditutup dengan doa. Kami pun memulai petualangan dengan mengarungi Sungai Pekalen. Dengan pemandangan yang indah dan banyaknya jeram yang memicu adreanalin, tak heran kalau sungai ini dijadikan sebagai wisata arung jeram, selain pemandangannya yang indah.

Jeram yang sangat terkenal di tempat ini adalah "Jeram Titanic". Ini adalah jeram panjang yang akan menghempaskan perahu karet Anda ke batu besar dengan begitu kerasnya sampai bisa membalikkan perahu karet, seperti Kapal Titanic yang menabrak gunung es. Mungkin karena hal ini, jeram tersebut dinamakan Jeram Titanic.

Tidak hanya jeram yang menantang, sepanjang perjalanan Anda juga akan dimanjakan oleh keindahan alam sekitar sungai, serta berbagai Goa Kelelawar dan air terjun yang mengagumkan. Teriakan dan decak kagum tidak akan pernah berhenti karena hal ini. Meskipun kotoran-kotoran kelelawar menimbulkan aroma yang kurang sedap, tidak mengurangi rasa penasaran dan keinginan untuk melanjutkan perjalanan.

Terdapat satu spot yang paling indah untuk berfoto ria, tempat tersebut berlokasi di sekitar air terjun besar. Umumnya semua peserta arung jeram berhenti sejenak untuk mengabadikan keidahan air terjun tersebut. Jadi, jangan lupa untuk membawa kamera, ya!

Setelah puas berfoto ria, perjalanan bisa dilanjutkan ke tempat peristirahatan sementara. Di tempat ini, Anda akan disuguhkan pisang goreng dan teh jahe. Paduan makanan dan minuman yang sangat pas dikala semua peserta kedinginan dan lapar. Suguhan tersebut dapat mengganjal perut dan menghangatkan peserta. Untuk mengarungi Sungai Pekalen sepanjang 12 km membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam.

Arung Jeram di Desa Ranu Gedang berbeda dengan tempat lainnya. Pasti tidak terlupakan. Selamat Mencoba.

Rabu, 29 Agustus 2012

Tari Glipang

Tari Glipang adalah sebuah tarian rakyat yang merupakan bagian dari kesenian daerah Kabupaten Probolinggo. Tidak ada bedanya dengan tari Remo khas daerah Jawa Timur yang merupakan bagian dari kesenian ludruk. Nama "Glipang" diambil dari "Gholiban" dari Bahasa Arab yang artinya kebiasaan. Tari Glipang berasal dari kebiasaan masyarakat. Kebiasaan yang sudah turun temurun tersebut akhirnya menjadi tradisi.
Sejarah Tari Glipang
Dahulu, Tari Glipang (Gholiban) tersebut dibawakan oleh seorang pria yang bernama Seno atau lebih dikenal Sari Truno dari Desa Omben, Kabupaten Sampang, Madura. Sari Truno membawa tarian tersebut untuk menerapkannya di Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Namun masyarakat Desa Pendil sangat agamis. Masyarakat menolak adanya tarian tersebut, karena didalamnya terdapat alat musik gamelan. Sehingga Sari Truno merubahnya menjadi "Raudlah" yang artinya olahraga. Sari Truno kemudian mewariskan kebiasaan tersebut kepada putrinya bernama Asia atau yang biasa disebut Bu Karto.
Gerakan Tari Glipang
Tari Gholiban atau Tari Glipang tersebut mempunyai 3 gerakan. Dimana tiap-tiap gerakan tersebut mempunyai makna dan cerita pada saat diciptakan.

Berikut 3 gerakan-gerakan Tari Glipang:
  1. Tari Olah Keprajuritan atau yang biasa disebut dengan Tari Kiprah Glipang. Tari Kiprah Glipang ini menggambarkan ketidakpuasan Sari Truno kepada para penjajah Belanda. Dari rasa ketidakpuasan tersebut akhirnya menimbulkan nafas besar. Tari Kiprah Glipang ini sudah terkenal secara Internasional dan sudah mendapatkan beberapa piagam penghargaan. Tari Kiprah Glipang pernah menjadi 10 besar tingkat nasional tahun 1995. Selain itu juga pernah datang ke Istana Presiden di Jakarta sebanyak 5 kali, diantaranya waktu peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-39, menyambut kedatangan Presiden Kamboja dan Presiden Pakistan.  Tari Kiprah Glipang yang telah diciptakan oleh Sari Truno benar-benar serasi dan sejiwa dengan penciptanya. Jiwa Sari Truno yang sering bergolak melawan prajurit-prajurit Belanda pada waktu itu diekspresikan melalui tarian ini.
  2. Tari Papakan yang mempunyai makna bertemunya seseorang yang telah lama berpisah. Tarian itu menggambarkan bertemunya Anjasmara dengan Damarwulan. Dimana waktu itu Damarwulan diutus untuk membunuh Minakjinggo. Akhirnya Damarwulan berhasil dengan dibantu oleh 2 istri Minakjinggo. Tapi sebelum bertemu Anjasmara, Damarwulan dihadang oleh Layang Seto dan Layang Kumintir di daerah Besuki, Kabupaten Situbondo.
  3. Tari Baris yang menggambarkan para prajurit Majapahit yang berbaris ingin tahu daerah Jawa Timur. Pada waktu itu prajurit Majapahit tersebut berbaris di daerah Jabung, Kabupaten Probolinggo untuk mengetahui daerah Jawa Timur. Awalnya tarian ini berawal dari badut, lawak, dan kemudian berubah menjadi cerita rakyat.
Musik Pengiring
Tari Glipang juga diiringi dengan musik dan vokal, dimana antar pemain alat musik tersebut harus saling mengisi dalam memainkannya agar tercipta musik yang dinamis dan menghasilkan variasi suara.
Berikut alat-alat musik yang di gunakan:
  • Dua ketipung besar, yakni lake'an (laki-laki) dan bhine'an (perempuan) yang ditabuh dengan tingkah meningkah (saling mengisi). Ketipung lake'an berfungsi sebagai pemimpin dan memberikan tekanan-tekanan gerak.
  • Satu jedhor, berfungsi untuk memberikan tekanan-tekanan tertentu untuk samelehnya (konstannya) irama.
  • Tiga sampai lima terbang atau kecrek, berfungsi mengisi lagu dengan cara memberikan suara diantara deguban.
Lagu yang dibawakan:
  • Lagu Ayawaro, sebagai lagu pembukaan menjelang penyajian Tari Kiprah Glipang.
  • Pantun berlagu bebas, dibawakan secara bergantian pada penyajian Tari Papakan.